Jelaskan dengan contoh penalaran
induktif
Nama
: Caren destianne
NPM
: 21210517
Kelas : 3EB22
Tugas 2
Bahasa Indonesia 2 #
Jelaskan
dengan contoh penalaran induktif
PENALARAN
INDUKTIF
Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik
kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus.
Misalnya pada pengamatan atas logam besi, alumunium, tembaga dan sebagainya.
Jika dipanasi ternyata menunjukkan bertambah panjang. Dari sini dapat
disimpulkan secara umum bahwa logam jika dipanaskan akan bertambah panjang.
Biasanya penalaran induktif ini disusun berdasarkan pengetahuan yang dianut
oleh penganut empirisme.
Contoh penalaran induktif adalah :
kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata:.
setiap hewan punya mata.
penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk
mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran
induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.
Induktif terbagi 3 macam,yaitu:
A. Generalisasi
Pada generalisasi tersebut,peristiwa yang kita kemukakan
harus memadai agar yang kita tarik adalah kesimpulan yang terpercaya suatu
kebenarannya.
Generalisasi adalah proses berpikir yang bertujuan menarik
kesimpluan umum dari berbagai kalimat khusus. Jenis-jenis penalaran induktif
adalah :
Contoh:
Ade adalah tentara yang mempunyai tubuh gagah
Bari adalah tentara yang mempunyai tubuh gagah
Generalisasi: semua tentara mempunyai tubuh gagah
Generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian.
Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta.Generalisasi
adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual
menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena
individual yang diselidiki.
1.Generalisasi Sempurna adalah generalisasi dimana seluruh
fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki semua,
Contoh:
-Semua bulan masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31 hari.
2.Generalisasi tidak sempurna adalah merupakan generalisasi
dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan
juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh:
-Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia adalah
menusia yang suka bergotong-royong
-Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna.
Generalisasi juga bisa dibedakan dari segi bentuknya ada 2,
yaitu : loncatan induktif dan yang bukan loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994
: 44-45)
1. Loncatan Induktif
Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak
dari beberapa fakta, namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh
fenomena yang ada. Fakta-fakta tersebut atau proposisi yang digunakan itu
kemudian dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan.
Contoh : Sisa suka berenang.Deni juga suka berenang.Reni
suka main bola.Teti suka main bulutangkis.Dapat disimpulkan bahwa anak-anak
komplek bahari suka olahraga.
2. Tanpa Loncatan Induktif
Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup
banyak dan menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang
kembali. Misalnya, untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada
umumnya, diperlukan ratusan fenomena untuk menyimpulkannya.
Contoh: Rika suka bermain bola basket.Rino juga suka bermain
bola basket.Tino suka bermain sepak bola.Jadi dapat disimpulkan ke tiga anak
tersebut menyukai permainan bola.
B. Analogi
Dalam analogi, kita membandingkan dua macam hal.Dalam
penalaran ini kita hanya memperhatikan persamaannya,tanpa memperhatikan perbedaannya.Jadi,kesimpulan
yang didapat didasarkan pada persamaan diantara dua hal yang berbeda.
proses penalaran untuk menarik kesimpulan/referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan.
proses penalaran untuk menarik kesimpulan/referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan.
Tujuan dari penalaran secara analogi yakni ;
~ Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
~ Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
~ Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.
~ Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
~ Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
~ Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.
Contoh : Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.
C. Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari
gejala-gejala yang saling berhubungan.
Dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang
lainnya.ampai pada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu.atau dpat juga
kita sampai pada akibat dari fakta itu.Dalam kaitannya dengan hubungan kausal
ini, tiga hubungan antar masalah yaitu sebagai berikut:
1) Sebab akibat
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B. Disamping ini pola
seperti ini juga dapat menyebabkan B, C, D dan seterusnya. Jadi, efek dari
suatu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu. Dalam
kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang
untuk mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini akan terlihat pada suatu penyebab
yang tidak jelas terhadap suatu akibat yang nyata.
2) Akibat sebab
Akibat sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang
yang pergi ke dokter. Kedokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. Jadi
hampir mirip dengan entimen. Akan tetapi dalam penalaran jenis akibat sebab
ini, Peristiwa sebab merupaka simpulan.
3) Akibat-akibat
Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan
penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu akibat yang
lain.
Contoh:
* Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna
membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka
memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga
membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di
lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik
dan mental yang kuat.
*Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di
halamannya becek, ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang
rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari
hujan.
sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar